Riset — Kedengarannya Sederhana
Di industri hukum, siapa yang tak pernah dengar kata “riset”. Kalau tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, paling tidak, setiap orang bisa menangkap maksudnya. Bidang hukum banyak. Konteks riset pun akan banyak.
Riset adalah kemampuan. Kemampuan yang dicari oleh perusahaan atau law firm dari kandidat lawyer-nya. “Memiliki kemampuan riset yang mumpuni”. Begitu kira-kira salah satu persyaratan dalam lowongan pekerjaan untuk menjadi intern atau trainee associate di law firm — junior counsel, di beberapa perusahaan.
Menarik. Perusahaan dan law firm membutuhkan kemampuan riset yang “baik” atau “mumpuni”. Itu seperti apa? Apa bedanya dengan pemahaman riset yang ada di benak masing-masing mahasiswa, fresh graduate atau mereka yang sedang memulai karir di industri hukum?
Tulisan ini akan membahas makna dari kemampuan riset yang mumpuni dari sudut pandang seorang lawyer yang pernah bekerja dengan berbagai intern dan lawyers yang lebih junior. Dan, sebagai lawyer yang aktif, sampai sekarang saya pun masih melakukan riset dengan berbagai tingkat kompleksitas. Semoga memberikan perspektif baru!
Riset. Mencari tau lebih banyak tentang suatu hal. Begitulah pemahaman saya tentang riset. Dilakukan di berbagai tingkat pekerjaan. Intern riset. Junior associate riset. Senior associate riset. Partner pun riset. Dengan substansi yang berbeda-beda dan tujuan yang berbeda pula.
Urutan proses riset, biasanya: (1) senior mengirim email dengan latar belakang atau pertanyaan — (2) mulai acak-acak peraturan dan telepon sana sini — (3) kirim hasil riset ke senior — deg-degan apakah ada pertanyaan lanjutan apa tidak — (4) kalau ada oh-no; kalau tidak, selesai.
Kemampuan riset yang mumpuni dilihat dari setiap proses. Tapi ingat, proses riset adalah proses yang dinamis. Proses (1) pasti mempengaruhi proses (3). Tapi, proses selanjutnya juga bisa mempengaruhi proses sebelumnya. Apa yang kamu lakukan di tahap (2) bisa mempengaruhi tahap (1). Mari kita gunakan contoh.
Dear Jean,
Boleh minta tolong riset tentang cara mendirikan perusahaan game di Indonesia? Deadlinenya 3 hari lagi ya. Thanks!
Best regards,
Rob
Kedengaran sederhana bukan? Jawaban yang biasa kira-kira begini:
Perusahaan game di Indonesia dapat berbentuk badan hukum, PT, dan bukan badan hukum, CV. Jika menggunakan PT, para pendiri harus membuat akta pendirian PT di hadapan notaris dan menyetorkan modal. Agar bisa menjadi badan hukum, Kemenhuham harus menyetujui pendirian perusahaan. Jika persetujuan sudah diperoleh, perusahaan game berbentuk PT sudah berdiri.
Proses untuk mendapatkan hasil riset seperti itu biasanya akan begini: baca undang-undang PT, khususnya bagian tentang pendirian PT. Cari-cari artikel hukum di internet tentang pendirian perusahaan game — kemungkinan besar tidak banyak. Memikirkan bagaimana cara menulis yang baik — satu sampai dua jam sendiri. Draft selesai. Baca lagi. Klik kirim.
Begini realitanya: ini bukan hasil riset yang baik. Ini bukan hasil riset yang perusahaan atau law firm cari atau harapkan dari kandidat atau lawyer mereka. Mari lihat bagaimana proses berpikir yang seharusnya terjadi.
Oke. Perusahaan game. Bentuk perusahaannya bisa PT dan non-PT. Apa iya klien mau menggunakan perusahaan berbentuk non-badan hukum, macam CV? Kemungkinan besar akan mengarah ke PT. Tapi apa benar begitu? Jangan-jangan klien masih belum tau juga jenis perusahaan di Indonesia? Apakah harus menjelaskan apa itu CV dan PT, dengan menjelaskan cara pendirian masing-masing pula? Kira-kira Rob punya info tentang ini ndak ya? Coba tanya ke Rob.
Di sini, baca peraturan membuat kamu harus mengklarifikasi apakah perusahaan itu maksudnya PT saja, atau masih harus menjelaskan semua jenis perusahaan. Proses (2) mempengaruhi proses (1). Dinamis. Mari asumsikan Rob mengatakan — setelah kamu mengklarifikasi — bahwa perusahaan maksudnya PT. Klarifikasi hal yang belum jelas. Komponen kemampuan riset yang mumpuni.
Kita lanjutkan proses berpikirnya.
Oke. PT. Perusahaan game. Ini maksudnya apa? Apakah mengembangkan (develop) game? Itu saja? Atau memasarkan (publish) gamenya juga? Atau jangan-jangan cuma memasarkan game aja? Memang apa pengaruhnya? Mungkin berpengaruh ke siapa yang bisa jadi pemegang saham. (Menurut Rob, akan ada investor asing).
Apa bisa ada pemegang saham asing? Kalau iya ada batasan berapa banyak saham yang bisa dimiliki investor asing? Apa jangan-jangan ada batasan kepemilikan asing untuk perusahaan pengembang game, tapi ndak ada untuk perusahaan pemasar game? Aturan tentang ini ada dimana? Baca dan pahami.
Hmmm. Kalau ada investor asing, apakah dia jadi perusahaan modal asing (PMA)? Apa beda prosedur pendirian PT PMA dengan PT biasa? Apa ada ketentuan modal minimum? Apa ada syarat lain? Ini harus dipenuhi sebelum buat akta pendirian atau setelahnya? Di dalam akta pendirian, uraian pasal 3 akta pendirian tentang maksud dan tujuan perseroan akan memuat apa? Aturan tentang ini semua ada dimana? Baca dan pahami.
Waktu perusahaan didirikan, harus ada direktur dan komisaris. Ini bisa orang asing apa ndak? Apakah ada ketentuan minimal untuk direksi dan dewan komisaris perusahaan game? Apakah ada batasan lain untuk jadi direktur dan komisaris perusahaan game? Kalau membuat akta pendirian, apakah semua pemegang saham harus hadir, direktur dan komisaris harus hadir? Apa bisa diwakilkan? Hal-hal ini diatur dimana? Baca dan pahami.
Dengan semua informasi itu, lalu apa? Diskusi dengan Rob, sebelum menulis. Paparkan hasil riset kamu. Ajak Rob diskusi — apakah yang kamu sampaikan masuk akal. Jawab pertanyaan-pertanyaan Rob di dalam diskusi. Pastikan juga, dia ingin cakupan advice ke klien sejauh dan sedetil apa. Jika semua sudah sepahaman, mulai menulis hasil riset.
Ini berbeda dengan proses riset biasa? Ya. Begini:
Waktu kamu mengajukan pertanyaan-pertanyaan di atas, kamu berpikir kritis. Kamu mencoba memahami isu yang ada dan memeriksa apakah ada isu lain yang harus diselesaikan dulu untuk bisa menjawab pertanyaan Rob. Critical thinking. Komponen kemampuan riset yang mumpuni.
Ketika kamu memikirkan hal-hal di atas dan membaca aturan lain selain undang-undang PT, kamu menunjukkan bahwa you go extra miles, tanpa diminta. Ini kualitas lawyer yang baik. Ini adalah komponen kemampuan riset yang mumpuni.
Kalau kamu diskusi dengan Rob dan bisa menjawab pertanyaan Rob, kamu menunjukkan bahwa kamu mendiskusikan hasil risetmu dengan persiapan materi, bukan dengan tangan kosong. Mendiskusikan hal yang substansial. Komponen lagi.
Ketika kamu ditanya pertanyaan lanjutan oleh Rob dan kamu bisa menjawabnya, kamu menujukkan bahwa kamu berpikir dua tiga langkah ke depan. Kamu bisa mengantisipasi pertanyaan lanjutan dari klien. Kamu menunjukkan bahwa kamu berpikir seperti Rob, yang notabene lebih senior. Ini komponen yang baik lagi.
Ketika kamu dan Rob sudah sama-sama puas dengan hasil riset, kamu pastikan apakah sudah ok udah mulai menulis hasil riset tadi. Memastikan ini menujukkan bahwa kamu mengelola ekspektasi dari Rob tentang apa yang akan dituangkan dalam tulisan. Ini akan menghindari diskusi lanjutan yang lebih panjang lagi di kemudian hari. Menghemat waktu. Mengelola ekspektasi dan waktu. Komponen kemampuan riset yang mumpuni.
Terakhir, tulis hasil riset dengan struktur yang baik dan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh klien, dan tentunya Rob. Minta Rob untuk memeriksa kontennya. Kemampuan menulis yang baik juga merupakan komponen kemampuan riset yang baik. Ada banyak hal yang harus diperhatikan dalam menulis hasil riset — topik tulisan lain.
Rob memeriksa. Rob mengirimkan advice. Selesai. Rob puas dengan kualitas risetmu. Contoh hasil riset berdasarkan proses di atas, memang sengaja tidak dicantumkan di sini. Apakah hasilnya berbeda dengan hasil riset biasa sebelumnya? Pasti. Bisa jadi tiga halaman sendiri. Itulah yang akan menggambarkan apakah kemampuan riset dibalik hasil riset itu mumpuni atau tidak.
Klarifikasi hal yang belum jelas. Berpikir kritis. Go extra miles. Diskusi dengan persiapan. Mendiskusikan hal substansial. Berpikir dua tiga langkah ke depan. Memahami pertanyaan apa yang akan diajukan selanjutnya oleh klien atau senior. Mengelola ekspektasi dan waktu. Menuliskan hasil riset dengan baik.
Terdengar kompleks? Mungkin. Tapi demikianlah ekspektasi setiap lawyer, di law firm besar atau kecil, internasional atau lokal, yang meminta kamu untuk melakukan riset. Kamu memilikinya = kamu memiliki kemampuan riset mumpuni. Jika belum memiliki salah satu atau semuanya, mulailah berlatih. Satu syarat untuk jadi intern atau lawyer, checked.
Always happy to discuss the above! Semoga bermanfaat!
Arief Hutahaean | LinkedIn