Technology Lawyer — Mulai dari Mana?

Arief Hutahaean
4 min readOct 13, 2020

Photo by João Rocha on Unsplash

Jadi, saya berasumsi:tuan dan puan ingin menjadi lawyer di bidang teknologi atau tertarik untuk menjelajahi irisan antara dunia teknologi dan hukum. Dengan asumsi begitu, kita jadi punya ketertarikan yang sama. Dengan begitu pula, kita bisa saling bertukar pikiran.

Technology lawyer. Terdengar keren dan has a nice ring to it. Apalagi di era digital seperti sekarang ini. Pertanyaan: apa maksud dari menjadi technology lawyer? Mulai dari mana? Tulisan ini membahas pikiran dan jawaban-jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan demikian dari perspektif seseorang yang sedang melakoni peran technology lawyer.

Mari kita lihat bagaimana teknologi dan hukum saling bersinggungan. Pertama, hukum dan teknologi dari sisi regulatory and compliance. Hukum memastikan bahwa penggunaan teknologi dilakukan dengan baik dan benar. Kedua, hukum dan teknologi dari sisi hubungan kontraktual dan komersial. Perjanjian mengatur bagaimana para pihak memanfaatkan teknologi dalam kegiatan usahanya.

Ketiga, hukum dan teknologi dari sisi pengembangan produk. Dimensi hukum mempengaruhi bagaimana sebuah produk didesain. Yang membedakannya dengan sisi regulatory and compliance adalah terlibatnya seorang lawyer dalam sebuah siklus product management dalam persinggungan ketiga ini.

Keempat, hukum dan teknologi dalam konteks legal technology (legal tech), dimana teknologi masuk untuk membuat industri hukum menjadi lebih efektif dan efisien dengan teknologi. Kelima, hukum dan teknologi dalam konteks pembuatan kebijakan (technology policy). Hukum menjadi perwujudan dari kebijakan pemerintah terkait teknologi.

Pemahaman orang-orang tentang technology lawyer pada umumnya: seseorang lawyer yang bekerja di sebuah law firm yang menangani isu hukum berbau teknologi. Separuh benar. Mungkin karena konotasi kata lawyer. Lawyer adalah mereka yang bekerja di sebuah law firm.

Technology lawyer tidak terikat pada tempat kerja. Walaupun harus diakui bahwa beberapa tempat kerja menawarkan eksposur yang lebih tinggi terhadap isu hukum teknologi. Technology lawyer adalah seorang penasihat hukum yang berkecimpung di persinggungan pertama (regulatory and compliance), kedua (kontrak untuk teknologi) atau ketiga (pengembangan produk).

Seorang technology lawyer bisa hanya melakukan salah satu atau kombinasi dari dua atau tiga persinggungan tersebut. Bisa di law firm atau di sebuah perusahaan. Atau bahkan di lembaga non-profit. Tiap-tiap tempat kerja menawarkan pengalaman dan dimensi yang berbeda kepada seorang technology lawyer, baik dari sisi eksposur dan kompleksitas isu.

Berdasarkan pengalaman saya, yang paling banyak ditemukan adalah technology lawyer yang bekerja di persinggungan pertama. Lawyer yang bekerja di persinggungan kedua jauh lebih sedikit dari yang pertama. Alasannya: kompleksitas kontrak teknologi membutuhkan penguasaan aspek teknologi, komersial dan kontrak yang mumpuni.

Technology lawyer di persinggungan ketiga, jauh lebih jarang lagi di Indonesia. Alasannya: lawyer di persinggungan ini harus memahami aspek hukum dalam persinggungan pertama + kedua, dan memiliki kemampuan yang mumpuni untuk bekerja dengan tim bisnis dan produk.

Dengan gambaran tentang technology lawyer di atas, pertanyaannya kalau begitu: jika ingin menjadi technology lawyer, tuan dan puan ingin jadi lawyer di persinggungan yang mana? Jika sudah tau, pertanyaan selanjutnya: mulainya dari mana?

Seorang technology lawyer yang baik adalah seorang lawyer yang memahami produk yang sedang dibahas dengan baik. Memahami hukum dan isu yang ada dengan baik: ini sudah wajib hukumnya. Memahami produk dengan baik berarti memahami model bisnis untuk produk tersebut. Memahami fitur-fiturnya. Memahami bagaimana proses seseorang jadi pengguna teknologi (onboarding) sampai penyelesaian hak dan kewajiban dalam produk tersebut (settlement).

Memahami produk bukanlah perkara mudah. Apalagi ketika yang datang ke lawyer dengan isu tertentu bukanlah orang bisnis atau teknis. Andai kata pun tim bisnis dan teknis menjelaskan produk tertentu, seorang lawyer harus bisa menerjemahkan bahasa teknis atau bisnis tersebut ke dalam konstruksi hukum, supaya lawyer tersebut bisa bekerja dengan benar. Ini butuh kemampuan tersendiri.

Untuk yang sudah bekerja, mungkin memahami produk relatif lebih mudah jika dibandingkan dengan yang baru lulus dari fakultas hukum atau baru bekerja. Bagi yang sudah bekerja, kemudahan mendapatkan contoh dan pengalaman akan sangat membantu dalam memahami sebuah produk. Bagaimana dengan yang baru lulus atau yang baru mulai bekerja?

Mulailah dengan membaca artikel-artikel atau aturan-aturan tentang teknologi dan memahami produk yang diatur di dalam aturan tersebut. Contohnya: Bank Indonesia dan OJK mengatur berbagai model usaha menggunakan teknologi. Coba untuk menginventarisasi setiap peraturan mengatur produk apa dan bagaimana produk itu bekerja. Gunakan YouTube atau berbagai sumber di internet untuk bisa membayangkan seperti apa bentuk riil dari produk tersebut.

Memahami bagaimana sebuah produk bekerja akan membuat tuan dan puan bisa membedakan satu produk dengan produk lain. Ini sangat penting. Kemudian bisa membedakan satu operator dengan operator lain. Dan keberlakuan kewajiban tertentu bagi operator tertentu. Jika sudah terbiasa, tuan dan puan tidak akan bingung. Dengan begitu, menganalisis isu hukum untuk sebuah produk akan lebih menyenangkan dan semakin membuka wawasan.

Jika tetap kesulitan untuk memahami sebuah produk, jangan ragu untuk bicara dengan mereka yang sudah memiliki pengalaman di bidang atau untuk produk tersebut. Bertukar pikiran untuk menjelaskan sebuah produk adalah hal yang menjaga agar pemahaman kita tetap up to date.

Jadi, untuk pertanyaan: menjadi technology lawyer — dari mana mulainya? Dari memahami produk terlebih dahulu. Dari melihat aturan-aturan yang ada dan bisa membedakan satu produk dengan produk yang lain.

Semoga bisa memberikan perspektif baru dan dengan senang hati mendiskusikan hal-hal di atas!

Arief Hutahaean | LinkedIn

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Arief Hutahaean
Arief Hutahaean

Written by Arief Hutahaean

Technology lawyer from Indonesia. LLM from Cornell Tech. All the articles are my personal views.

No responses yet

Write a response