Becoming a Lawyer (9) — Technology Lawyer di Law Firm

Arief Hutahaean
5 min readMar 22, 2020

--

Photo by Alex Knight on Unsplash

Tulisan ini adalah bagian pertama dari dua tulisan terakhir dalam rangkaian tulisan Becoming a Lawyer. Kedua tulisan akan menggambarkan dan membahas pekerjaan technology lawyer. Yang ini di law firm. Yang satu lagi akan membahas pekerjaan technology lawyer di perusahaan, khususnya perusahaan teknologi.

Perspektif saya dalam tulisan ini adalah perspektif seorang lawyer di international law firms dan in-house counsel di perusahaan teknologi. Bidang yang saya tekuni ketika saya bekerja di law firm adalah hukum teknologi, khususnya teknologi finansial, sistem pembayaran, dan jasa keuangan.

Mulai dari yang umum dulu. Law firm yang memiliki practice khusus untuk hukum teknologi adalah corporate law firm. Untuk itu, masuklah ke corporate law firm jika ingin menjadi technology lawyer. Perjalanan karir technology lawyer di law firm biasanya seperti ini. Beberapa tahun pertama, lawyer akan mengerjakan masalah-masalah hukum korporasi yang umum. Setelah ia cukup mendapatkan cukup pengalaman dengan berbagai masalah hukum korporasi, lawyer tersebut memilih bidang yang ia ingin tekuni — spesialisasi. Jika lawyer tersebut senang dengan teknologi, perjalanan menjadi technology lawyer pun semakin intens. Pekerjaannya mulai fokus pada masalah hukum teknologi, mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks. Kemudian ia menjadi ahli di bidang tersebut.

Seorang technology lawyer akan dianggap menguasai aspek-aspek hukum korporasi lain yang berkaitan dengan teknologi. Contohnya: Isu hukum terkait akusisi untuk perusahaan teknologi atau isu hukum terkait perusahaan teknologi yang ingin meminjam uang dari bank. Yang perlu dipahami pula adalah, dimensi hukum teknologi itu luas. Tak hanya data atau privasi. Semakin berkembang teknologi, semakin berkembang pula isu hukum. Salah satu contoh isu teknologi yang merambat ke isu hukum adalah penggunaan machine learning untuk mendeteksi fraud dalam transaksi. Technology lawyer akan bersentuhan dengan isu hukum semacam ini.

Setelah menentukan fokus. Hukum teknologi adalah hukum yang penuh dengan dinamika. Ada saja hal baru yang dipelajari setiap hari. Setiap klien memiliki model bisnis yang berbeda. Produknya pun berbeda. Isu hukumnya pun berbeda. Ini adalah salah satu nilai plus menjadi technology lawyer. Persoalan yang dihadapi hampir tidak pernah monoton. Di sisi lain, banyaknya hal baru yang perlu dianalisis membuat technology lawyer perlu mengalokasikan waktu yang lebih untuk memahami sebuah produk dan isu hukum. Pintar-pintar mengatur waktu.

Di corporate law firms, natur pekerjaan biasanya terbagi dua — advisory dan transaction. Yang pertama lebih fokus kepada memberikan nasihat hukum dalam bentuk opini hukum. Yang kedua lebih fokus kepada membuat perjanjian dan negosiasi. Technogy lawyer akan melakukan dua-duanya. Ada kalanya klien datang dengan isu terkait peraturan yang baru. Ada kalanya klien datang dalam konteks mereka ingin mendirikan atau mengakuisisi perusahaan teknologi di Indonesia. Yang paling menarik dalam menjalani peran sebagai technology lawyer adalah memahami produk klien dan menganalisis apakah produk tersebut masuk dalam kategori yang diatur dalam sebuah peraturan. Biasanya proses ini butuh kemampuan riset yang cukup baik. Bagaimana kalau tak jelas? Itulah tantangannya.

Menjadi technology lawyer adalah sebuah perjalanan. Butuh waktu untuk memahami isi aturan-aturan terkait teknologi — tak sedikit pula. Butuh waktu untuk memahami bagaimana masing-masing otoritas menerapkan aturan-aturan tersebut. Butuh waktu untuk bisa membuat klien memahami proses hukum di Indonesia yang terkait dengan industri teknologi. Artinya apa? Menjadi technology lawyer yang handal membutuhkan jam terbang yang cukup, kalau bukan tinggi. Ketika seorang lawyer memutuskan untuk mendalami bidang teknologi, ia harus memberikan waktu beberapa tahun untuk bisa menajamkan pemahaman tentang industri dan hukum yang berlaku. Butuh ketekunan dan disiplin.

Day-to-Day. Klien bisa datang dari mana saja. Kadang kala klien datang dari partner yang memang menangani hukum teknologi. Kadang kala klien datang dari partner lain. Misalkan, bidang usaha klien tersebut adalah manufaktur, tapi mereka ingin mengintegrasikan teknologi dalam proses produksinya. Technology lawyer-lah yang akan menangani isu hukum terkait teknologi dan integrasinya. Ada klien dalam negeri. Ada pula klien luar negeri. Keduanya memberikan nuansa yang berbeda dalam membuat nasihat hukum.

Klien bisa siapa saja. Ada kalanya tim klien yang datang kepada technology lawyer adalah tim legal. Ada kalanya, tim bisnis, atau CEO. Masing-masing tim ini membutuhkan penanganan yang berbeda. Bagaimana tidak? Komunikasi dengan tim legal pasti berbeda dengan tim bisnis. Tim legal biasanya cukup nyaman dengan bahasa hukum. Tim bisnis, belum tentu. Jika yang datang adalah CEO, beda lagi — mereka bisa bicara dalam tataran strategi. Di sinilah pengalaman dan pemahaman terhadap produk dan proses bisnis menjadi hal esensial bagi technology lawyer. Commercial acumen. Itulah kemampuan yang technogy lawyer yang berpengalaman akan miliki.

Jenis pekerjaan bisa apa saja. Ada klien yang butuh perjanjian untuk produknya. Ada klien yang butuh nasihat hukum tentang bagaimana produknya bisa sesuai dengan aturan di Indonesia. Ada klien yang mencari nasihat hukum untuk mendapatkan funding dari modal ventura. Ada klien yang meminta didampingi ketika bertemu dengan berbagai otoritas. Jangan lupa pula, ada banyak aturan hukum yang datang dari berbagai otoritas untuk dipahami. Bagaimana bisa melakukan berbagai jenis pekerjaan ini? Pengalaman kerja dan kemampuan mengatur waktu.

Jenis produk yang datang bisa apa saja. Ada kalanya klien datang dengan produk berbentuk aplikasi. Ada kalanya berbentuk software. Ada kalanya berbentuk platform. AI. IoT. Model bisnisnya pun bisa beda-beda. Ada kalanya B2C (business to consumer). Di lain waktu, B2B (business to business). Semua akan memberikan nuansa yang berbeda dalam analisis hukum yang technology lawyer harus buat. Bagaimana cara menghadapi produk-produk baru yang silih berganti? Kesenangan terhadap teknologi. Bagi technology lawyer yang senang memahami produk kliennya, ini adalah proses yang natural.

Kombinasi dari semua elemen di atas yang membuat pekerjaan technology lawyer menjadi berwarna setiap hari — dengan asumsi bahwa memang banyak klien yang datang untuk mencari nasihat hukumnya. Di sisi lain, menghadapi banyak pekerjaan dengan banyak variasi membutuhkan waktu kerja yang cukup banyak. Inilah hal yang menantang bagi technology lawyer — dan untuk bidang hukum lain juga. Bagaimana cara mengelola waktu, mengelola pekerjaan, mengelola ekspektasi klien? Bekerja sambil berlatih. Mengelola waktu ketika pekerjaan sedang banyak, hanya bisa dipelajari kalau pekerjaan sedang banyak. Mengelola ekspektasi klien yang berbeda-beda bisa dipelajari ketika memang ada klien yang punya ekspektasi yang berbeda-beda. Jam terbang. Kembali lagi, pengalaman dan kemampuan yang akan membantu melewati tantangan-tantangan di dunia kerja.

To close, teknologi akan terus berkembang. Bisnis juga. Hukum pun pasti ikut. Technology lawyer akan berada di persimpangan bisnis, teknologi dan hukum. Menjadi technology lawyer di law firm berarti senantiasa terekspos dengan ketiga elemen ini — hukum, teknologi dan bisnis. Ini lah yang membuat pekerjaan ini menjadi menarik — bagi yang suka teknologi. Ini pula yang membuat pekerjaan ini menantang. Bagaimana menyikapinya? Disiplin dan bertekun. Pengalaman dan karakter yang akan menentukan apakah seorang technology lawyer pada akhirnya akan menjadi lawyer yang handal atau tidak.

Bagi teman-teman mahasiswa atau fresh graduate yang ingin berkarir sebagai technology lawyer, ini adalah sebuah perjalanan. Butuh waktu untuk bisa memilih hukum teknologi sebagai bidang yang akan kamu dalami. Butuh keberanian pula untuk mengambil keputusan itu. Sebagai langkah awal, persiapkanlah dirimu untuk masuk ke law firm yang memiliki practice berupa hukum teknologi. Jika sudah masuk, bertahan, tingkatkan kemampuan dan komunikasikan aspirasimu. Selebihnya, nikmati perjalanannya. Semoga bisa memberikan perspektif baru! Salam.

Tulisan ini adalah bagian dari serangkaian tulisan tentang perjalanan karir di industri hukum — sebagai fintech lawyer dan in-house counsel. If you ever need to chat with me, feel free to say hi at the link below!

Arief Raja Jacob Hutahaean | LinkedIn

--

--

Arief Hutahaean
Arief Hutahaean

Written by Arief Hutahaean

Technology lawyer from Indonesia. LLM from Cornell Tech. All the articles are my personal views.

No responses yet